Archive

Archive for the ‘jiwa’ Category

Impian, Sabar dan Sukur [reflection]

October 16, 2013 Leave a comment

Sesungguhnya kekuatan dan keberanian untuk bermimpi, berharap, dan berdoa tentang kebaikan di masa depan adalah cerminan dari keimanan kita bahwa Allah mampu melakukan apapun dengan mudahnya..
‘Kun Fayakun’ kata Allah, maka terjadilah…

Lalu keadaan bersabar dan bersyukur adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuk kita pada saat ini, yang harus diterima dengan lapang hati dan penuh suka cita…

#abid912

Categories: jiwa Tags:

Letto – Yang Kusebut Sayang

October 15, 2013 1 comment

 

Sebelum ku terpejam
Lampu tampak temaram
Kerinduan yang datang
Usik jiwa yang tenang

Hidup terlalu singkat untuk tak berbuat
Hidup terlalu indah untuk tak berubah

Mataku pun terbuka
Dan jiwa pun bicara

Hidup terlalu singkat untuk tak berbuat
Tanpamu ku tersendat ku harus berbuat

Yang kusebut sayang kau tak menghilang
Ketika sedang sepi
Yang kusebut sayang mengisi ruang
Hati yang sedang sunyi

Kerinduan yang datang
Susah tuk dielakkan
Hidup terlalu singkat untuk tak berbuat
Tanpamu ku tersendat ku harus berbuat

Yang kusebut sayang kau tak menghilang
Ketika sedang sepi
Yang kusebut sayang mengisi ruang
Hati yang sedang sunyi

Categories: jiwa Tags:

CINTA.

September 15, 2013 Leave a comment

Tak ada yang mampu mengartikan cinta, meski telah mengalaminya. Dan memang, cinta bukan untuk diartikan.
Cinta cukup dialami, dan setelahnya kita akan mengerti dan memahami apa itu cinta, menurut pengertian kita sendiri-sendiri.

Cinta itu begitu dahsyat, hebat, sehingga kata-kata tak akan pernah mampu menjelaskannya.
Meskipun berasal dari Maestro yang Maestro, kata-kata tetap tak akan mampu menyiratkannya, kecuali hanya sedikit.
Cinta hanya mampu disiratkan keindahannya, kegamangannya, kegaibannya, dan mabuk expresi akan cintanya, bukan menyiratkan arti cinta itu sendiri.

Sekali lagi, Cinta untuk dialami, lalu kita akan memahami.

Categories: jiwa Tags:

[Official Video] Fatwa Rindu – Candra Malik

September 13, 2013 Leave a comment

FATWA RINDU

Dia yang bernama Cinta,
Dan akulah Sang Rindu.

Sekali saja berjumpa dengan dia,
Musnahlah aku.

Mengapa yang kuingat dari perjumpaan hanyalah perpisahan?

Rinduku rinduNya,
Rindu dada pada punggung.

Rinduku rindunya,
Rindu tiada tertanggung

Terpujilah Dia yang kurindu di antara galau dan cemburu

Ke mana gemuruh badai ini ‘kan bersarang,
Jika bukan pada nafasNya yang tenang?

Ke mana deras darah ini akan berlabuh,
Jika bukan pada CintaNya yang teduh?

Rinduku rinduNya,
Rindu dada pada punggung.

Rinduku rindunya,
Rindu tiada tertanggung

Terpujilah Dia yang kurindu di antara galau dan cemburu

Ke mana gemuruh badai ini ‘kan bersarang,
Jika bukan pada nafasNya yang tenang?

Ke mana deras darah ini akan berlabuh,
Jika bukan pada CintaNya yang teduh?

Ke mana gemuruh badai ini ‘kan bersarang,
Jika bukan pada nafasNya yang tenang?

Ke mana deras darah ini akan berlabuh,
Jika bukan pada CintaNya yang teduh?

Ke mana gemuruh badai ini ‘kan bersarang,
Jika bukan pada CintaNya yang teduh?

Categories: jiwa Tags:

Hakikat Cinta. :)

August 31, 2013 Leave a comment

Sehebat apapun pengetahuanmu mengenai Rasa.
Sehebat apapun pengetahuanmu mengenai Jiwa.
Sehebat apapun pengetahuanmu mengenai Sastra.
Sehebat apapun kemampuanmu merangkai kata, selamanya kau tak akan mampu menjelaskan Hakikat Cinta yang sesungguhnya. 🙂

Karena yang kau katakan pasti hanyalah Hakikat Cinta menurut dirimu sendiri, dan sudah pasti tak akan pernah sama dengan Hakikat Cinta menurut aku, menurut dia, dan mereka. 🙂

Karena Hakikat Cinta yang paling Hakikat adalah hanya milik Sang Maha Pemberi Cinta Sejati, Sang Maha Cinta Yang Abadi. 🙂

Selama-lamanya lama itu masih ada, maka rahasia itu tetap abadi selama-lama-lamanya lama. 🙂

#–berbagai sumber–#

Categories: jiwa Tags:

Laa Tahzan – Biarkan Masa Depan Datang Sendiri.

July 15, 2013 1 comment

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya” Qs. Annahl: 1

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum tentu terjadi! Apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah yang belum matang? Hari esok adalah sesuatu yng belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud dan memiliki rasa dan warna.

Jika demikian, mengapa kita harus menyibukan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencanan yang akan terjadi di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum tentu turun ke bumi. Maka, idak sepantasnya kita menyebrangi sebuah jembatan sebelum sampai di aasnya. Sebab siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak ke jembatan itu. Bisa jadi jalan kita akan terhenti sebelum mencapai jembatan itu. Atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa pula kita sampai pada jembatan itu dan menyebranginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka alam gaib dan kemudian terhanyut di dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk kepada “Thulul Amal” (angan-angan yang terlalu jauh).

Secara nalar, tindakan itu pun tidak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia justru banyk yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di “sekolah-sekolah setan”

”Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan, dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-NYA dan karunia” Qs. Albaqoroh: 268

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun dan memperkirakan umur dunia tinggal seratus tahun lagi.

Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di “genggaman yang lain” tentu tidak akan menggadaikan hidupnya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar jika justru menyibukan dirinya dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini anda sudah sangat sibuk.
Jika anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan.

Categories: jiwa Tags:

Laa Tahzan – Hari Ini Milik Anda.

July 15, 2013 1 comment

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan anda jalani. Bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya. Dan juga bukan esok yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari anda, dan siangnya menyapa anda inilah hari anda.

Umur anda mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup anda hanya hari ini. Atau seakan-akan anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup anda tidak akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidak pastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini juga sebaiknya anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian, dan kerja keras. Pada hari inilah anda harus bertekad mempersembahkan sholat yang paling khusyu’, bacaan Alquran yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari di mana anda hidup saat inilah sebaiknya anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun, dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari ini. Dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari ini. Beristighfarlah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada Allah, bersiaplah untuk menuju alam keabadian, dan nikmati hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, istri/suami, anak-anak, tugas, rumah, ilmu dan jabatan anda hari ini dengan penuh keridhaan.

“Maka berpegangteguhlah dengan apa yang AKU berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur” Qs. Al-A’raf: 144

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.

Ingatlah, hendaklah anda goreskan pada dinding hati anda suatu kalimat (bila perlu anda tulis pula pada meja kerja anda): “Harimu Adalah Hari Ini”. Yakni, bila hari ini anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunyam maka apakah nasi basi yang telah anda makan kemarin atau nasi hangat seok hari (yang belum entu ada) itu akan merugikan anda?

Jika anda dapat meminum air jernih dan segar hari ini maka mengapa anda harus bersedih atas air asin yang anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar nan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

Jika anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat, maka anda dapat menundukan diri untuk beregang pada prinsip “Aku Hanya Akan Hidup Hari Ini”. Prinsip itulah yang akan menyibukan anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Dan itu akan membuat anda berkata dalam hati “Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kebencian orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya hari ini saja aku hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapihan penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku.”

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb-ku, mengerjakan sholat sesempurna mungkin, membekali diri dengan sholat-sholat sunnah nafilah, berpegang teguh pada Alquran dan mengkaji, mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan, berikut dengan ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya’, dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain, dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukan jalan bagi orang yang tersesat, memberi makan bagi orang yang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu orang yang didzalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ni, maka aku akan mengucapkan “Wahai masa lalu yang telah berlalu dan usai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menagisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semuanya, pergi, dan tak pernah kembali lagi.”

“Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada. Esok hari adalah sesuau yang belum diciptakan, dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan.”

“Hari Ini Milik Anda”, adalah ungkapan yang paling indah dalam “kamus kebahagiaan”. Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Categories: jiwa Tags: