Archive

Archive for February, 2017

Trust: Because We Couldn’t Rush.

February 15, 2017 Leave a comment

Trust, Enjoy and Love the process, because we Couldn’t Rush it.

Nikmati, kita lahir ke dunia ini karena orangtua kita bersenang-senang.
Percayai, karena padi tetap harus ditanam dan dirawat sepanjang waktu sebelum dipanen.
Cintai, adakah yang lebih indah selain hidup dengan penuh cinta?

Ada waktu untuk menyemai bibit, ada waktu untuk merawat, dan pasti tiba waktu untuk memanen, apapun yang kita tanam, “baik” ataupun “buruk”.

Selamat menikmati hidup.

img_20161029_121945

Categories: Uncategorized

Doa, Masa Depan dan Takdir

February 12, 2017 Leave a comment

Doa, Masa Depan, dan Takdir
Oleh: Candra Malik

Masa lalu menjauh dan telah benar-benar pergi. Disesali bagaimana pun,kita tidak akan bisa kembali ke masa silam. Sebab, “akan” adalah pijakan anak tangga menuju masa depan. Satu-satunya yang bisa kita kerjakan adalah berdamai dengan masa lalu. Menerima dan memahaminya sebagai penanda perjalanan menuju pengalaman berikutnya.

Jika terdapat dendam di masa lalu, hapuslah. Jangan sampai mengerak menjadi kebencian yang membatu di hati. Jika masa lalu itu berupa kenangan indah, semoga kita bisa bersyukur lebih mudah.

Masa depan memang mendekat. Namun, ia tidak pernah benar-benar sampai pada kita. Bagaimana mungkin? Ya, yang hadir kepada kita adalah masa kini. Sekarang. Bukan masa depan. Sejauh-jauh kita telah melangkah ke depan, menyongsong hari-hari mendatang, tetap saja yang datang pada kita adalah hari ini. Kita tak pernah menyentuh hari esok. Tak pernah sampai pada besok. Hari yang kita sebut sebagai besok akan berubah menjadi hari ini pada keesokan harinya. Tetap begitu adanya meski kita mensiasatinya dengan kalender.
Siasat apa pun tidak mengubah apa yang memang fana menjadi hakiki. Tetap saja yang kemarin adalah kenangan, atau kehilangan. Yang esok adalah misteri, atau rahasia. Dan hari ini adalah keniscayaan. Hari ini adalah kepastian yang kita alami, meski yang kita alami itu ketidakpastian.

Hari ini adalah anugerah, hadiah terbaik dari Allah Yang Maha Menciptakan Waktu. Hari ini bukanlah hari kemarin dan besok. Hari ini datang sekali, kemudian menjadi kemarin, lantas menjadi masa lalu. Hari ini layak dirayakan dengan syukur terbaik.

Sebuah idiom menyebutkan, “Yesterday is misery, tomorrow is mystery, and today is a gift, that’s why it’s called present.” Frase ini bisa dimaknai: “Kemarin betapa susah, besok betapa entah, hari ini adalah hadiah, oleh karena itu disebut anugerah.”
Dalam kategorisasi waktu, present adalah masa kekinian atau sekarang. Saat ini, sekarang, kini, atau apa pun sesebutan untuk yang sedang terjadi, adalah anugerah. Ia takkan pernah datang dua kali. Oleh karena itulah, selayaknya kita terima dengan rasa syukur.

Masih dalam bahasa Inggris, sebuah idiom menyebutkan,”Time is money,” atau waktu adalah uang. Bukan science, bukan pula knowledge, yang adalah money. Dalam hal ini, uang digambarkan sebagai sesuatu yang berharga. Dalam Q.S. Al Ashr: 1 pun, Allah bersumpah, “Demi Waktu,” untuk menunjukkan betapa manusia terancam dalam kerugian.

Seorang ulama, Habib Abu Bakar bin Abdullah al Attas, bahkan mengibaratkan waktu dengan sebilah pedang tajam. Jika tidak menebaskannya, kitalah yang akan ditebas oleh waktu.

Allah yang Maha Awal dan Maha Akhir tidak dikenai oleh waktu, dan ruang, yang adalah ciptaanNya. Allah itu Wujud atau Maha Ada, Qidam atau Mula Segala Permulaan, dan Baqa atau Kekal Abadi. Dia menetapkan takdir atas makhlukNya, yang adalah salah satu di antara enam rukun iman. Takdir adalah ketetapan Allah yang tidak dapat diubah oleh manusia. Jika Allah yang mengubahnya, niscaya tak ada yang bisa menghalangi. Jadi, jika ada pertanyaan bisakah manusia mengubah takdir, jawabannya sudah jelas: tidak bisa.

Takdir meliputi qadha atau sesuatu yang belum terjadi dan qadhar atau sesuatu yang telah terjadi. Terhadap sesuatu yang belum terjadi, kita tak bisa mengubahnya; karena memang belum terjadi. Bagaimana bisa kita mengubah sesuatu yang belum terjadi?

Terhadap sesuatu yang sudah terjadi, kita pun tak bisa mengubahnya; karena memang sudah terjadi. Bagaimana bisa kita mengubah sesuatu yang sudah terjadi? Itu jika kita, manusia. Jika Allah yang berkehendak, niscaya berubahlah segala yang Dia kehendaki berubah itu.

Dalam Q.S. Ar Ra’du: 39, Allah berfirman,” Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya terdapat Induk Kitab, yaitu Lauh Al Mahfudz.” Tak ada yang terlepas dari takdir kecuali Allah yang melepasnya. Bahkan, dalam syarah kitab hadits Arbain Nawawi ditulis, Rasulullah Muhammad SAW bersabda,”Tidaklah Allah mencelakai kecuali orang celaka.” Sebagaimana ajal, takdir mengena tepat sasaran, tidak akan meleset meski sedetik, meski setitik. Ajal tak bisa ditunda ketika waktu telah tiba.

Empat hal utama yang telah ditetapkan sebagai takdir bagi manusia adalah hidup atau kelahiran, mati atau ajal, jodoh, dan rezeki. Namun, Muhammad memberikan sinyalemen bahwa ajal, misalnya, masih bisa dimohonkan untuk diubah dengan doa umur panjang, sebagaimana dalam doa: “Allahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana: ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami agar berjumpa lagi dengan Ramadhan.” Bisa, asalkan Allah mengabulkan doa itu.

Jika doamu terkabul, itu bukan karena kau yang berdoa, tapi karena Allah yang mengabulkan doamu. Manusia berproses, Allah penentu hasil. Jika pun ada yang bisa kita ubah, sesuai yang diisyaratkan Allah dalam Q.S ArRa’du: 11 agar kita mengubahnya, maka itu adalah mengubah keadaan kita. Jika takdir tak bisa diubah kecuali oleh Allah, maka kita masih bisa mengubah nasib yaitu dengan mengubah cara kita menerima kenyataan. Tentu, yang terbaik adalah dengan bersyukur. Dan, bersyukur memujiNya adalah doa terbaik.

Categories: Uncategorized

Uang Adalah Energi.

February 5, 2017 Leave a comment

Setiap Hal Adalah Energi, termasuk uang, rumah, mobil, relasi, pekerjaan, dll.

Untuk menarik/mewujudkan hal ‘kecil’ cukup dengan sedikit energi. Untuk menarik hal ‘besar’ kita perlu energi yang lebih besar/banyak. Ini sebabnya untuk mewujudkan hal ‘besar’ perlu waktu, perlu sering difokuskan, dipikirkan, dibayangkan dan dirasakan setiap hari.

Bisa diibaratkan kita sedang mencicil/mengkredit energi. Lebih sering lebih baik. Jika energinya sudah cukup/lunas maka seketika itu juga hal yang kita inginkan terwujud.

Setiap hal yang sering kita fokuskan, pikirkan, bicarakan, selalu menjadi kenyataan. Untuk inilah kita perlu selalu menjaga pikiran dan perasaan hanya untuk memikirkan dan merasakan hal positif, yang kita inginkan, yang kita impikan. Bukan sebaliknya.

Selamat berakhir pekan.

With love,
annabele912

Categories: Uncategorized